Summer Vocation at America

Silvana menggembungkan kedua pipinya.
"Ya udah bentar ya." kata Silvana.

Ia berjalan masuk kedalam rumah itu dan mengetuk pintunya dari luar.

TOK TOK TOK

"Singapur! Dah selese belom?" sahut Silvana dari luar.

Selang lima menit pintu pun terbuka,eh bukannya Singapur yang keluar malahan peliharaannya yaitu merlion.

"Kamu lucu banget~" kata Silvana sambil ngelus-ngelus merlion milik Singapur.

Singapore saat ini sedang asyik tidur sambil meluk boneka berbentuk anak dari hubungan gelap antara briptu norman dan gayus tambunan singa unyu di tempat tidurnya yang memakai sprei bendera Singapore. Dia tidak menyadari bahwa di ponselnya ada dua sms yang belum dia baca sama sekali.

Mengapa hatiku cenat-cenut tiap liat gayus? mengapa semuanya jadi serba higienis. Makanya, pake axes!

Lagu gaje entah darimana langsung membuyarkan tidurnya, dia segera bangun, mengucek matanya, dan mendumel kesal serta tak lupa menyumpah kepada siapa saja yang membunyikan lagu tidak benar itu di saat dia sedang tidur.

Diliriknya ponsel, ada sms. Dia segera mengambil ponselnya dan membaca sms pertama;

Oy, pada mau jalan-jalan ke America ga? Kalo mau cepetan bales, kalo nggak gw hack nanti data negara kalian!

"Ebuset ini anak.. Ngajak tapi ngancem.. Sama aja kayak si China."

Dibukanya lagi pesan kedua;

Oy Singapur cepetan~ Aku dan Norge dah di depan pintu rumah mu.

"hah? Sejak kapan mereka ada di depan rumah gue?"

Dia pun segera bangkit dan berjalan menuju depan rumahnya, langkahnya terhenti ketika dilihatnya Andorra sudah berada di teras rumah bersama peliharannya yang suka nerkam banci ancol, merlion.

"Hati-hati, terkadang itu buas,"ucap Singapore dengan raut wajah seperti biasa, kaku.

"Dan apa yang kau dan lelaki berjepit itu lakukan di rumahku ini?" lanjut Singapore kembali.

Norway keluar dari mobil pas udah ngeliat Lily wanita gaje yang demen pacaran ama Iphone personifikasi negara Singapore.

"Dan apa yang kau dan lelaki berjepit itu lakukan di rumahku ini?"

Norway yang denger Singapore ngomong langsung ngedatengin mereka, "Udeh cepet siapin barang-barang lo, kita berangkat ke America sekarang" Ucap Norway datar, biasa bersikap sok keren depan cewek

Singapore menatap Norway dengan malas sambil menyilangkan tangan ke dada dan bersandar ke tembok dengan kaki yang juga ikut disilangkan.

"Ngapain ke America?" tanya Singapore kepada Norway

Nesia yang merasa jadi outsider sekarang bener-bener nyasar. Sinyal ga ada, batere hape abis, batere laptop kere dan ga tau di mana bisa nge-charge. Nesia langsung tereak-tereak gaje, "ADA YANG TAU INI DIMANA? HELP! GUE MAU KE RUMAH GAYUS TAMBUNAN YANG NYAMAR JADI SENTAI GO ONGER NORWAAY! KALO GAK, GUE MAU KE BANDARA SOEKARNO-HATTA!"

tidak ada jawaban.

"Ranselku nggak ada peta yang bisa ngomong itu sih," kata Nesia. "Tau gitu gue gak usah ikut! Norway sih, sembarangan ngajak ke Amerika!"

Bahkan anggota DPR pun tak bisa menjawab suara negaranya sendiri. 'Ini kan maunya ke Amerika tempat musuh gue bersemayam di situ~ Kok malahan gue nyasar ya? Negara gue emang super luas... Yah, semoga nanti Norway menjemputku dan menemukanku di tempat nggak jelas ini. Mending makan rendang dulu deh...' Pikir Nesia dan mengeluarkan lunch-boxnya.

Norway yang entah kenapa dapet feeling aneh tiba-tiba langsung narik tangan Singapore dan masukin dia ke mobil, "Silvana! cepet beresin barang-barang Singapore dalam waktu 5 menit!"

Yak setelah dapet titah dari Norway tanpa ba bi bu Silvana langsung melesat masuk rumah Singapore ngambil barang yang dibutuhin buat jalan-jalan.

Singapore dari tadi teriak-teriak minta penjelasan tapi dikacangin Norway.

'MaNes gimana ya ceritanya'

Merasa kesal karena dikacangi, Singapore pun segera memasang tampang tidak mau bicara kepada siapapun sampai dapat kejelasan secara mendetail sambil menyilangkan tangan di dadanya.

"Huhft, masih belum ada yang nolong gue. Giliran Az-Zaytun diduga NII aja semuanya pada dateng ke sana! Sialaan~"

Nesia sekarang bener-bener nyesel kenapa dia berangkat ke rumah Norway. Harusnya dia duduk manis aja di rumah. "Hongkong~ Korea~ Singapore~ Andorra~ Mbah Dukun~ Bang Toyib~ tetangga sebelah~ Siapapun jawab sayaaa!!"

Tiba-tiba seorang makhluk dengan sebuah psp ditangannya muncul.

"Hah? Dimana ini?", dia menggaruk-garuk kepalanya sambil menge-save gamenya yang sudah hampir tamat.

Dimasukannya psp berwarna putih itu kedalam kantongnya

"Eh, bukannya itu Singapore? Hooooooooooi!" Manusia gaje itu melambai-lambaikan tangan kepada Singapore.

Sekelebat bayangan orang melambai tangan terlihat dalam pandangan Singapore. Cih, ternyata makhluk asem itu nongol!

Singapore hanya diam, mengacuhkannya saja, dan tidak perduli sama sekali.

Sosok itu tidak menoleh.

Dengan kesal Prussia berjalan kearah Singapore.

"HEH, SEENAK UDEL AJA LU NGACANGIN GUE!", bentaknya sambil menabok jidat Singapore.

Silvana pun dateng dan langsung masuk kemobil. Norway menghela nafas, terus natep ke arah Singapore.

"Jadi gini Singapore yang manis, baik hati, dan tidak sombong tapi kadang-kadang autis.... Kita mau ke America buat liburan, tapi aku lupa jemput MaNes makanya aku nyuruh kamu cepet-cepet, ngerti?"

Norway berusaha jelasin sedetail dan sepelan mungkin biar Singapore ngerti. Singapore cuma diem natep Norway, Norway menghela nafas.

'Apaan tuh makhluk item-item didepan?'

"Ah, Kak Norway itu Kak Prussia" Silvana mulai bicara, Norway cuma ber'o' ria. Dengan cepat Norway ngendarain mobil menuju 'item-item' tersebut.

"Oy, mau ke America ga?"

"Oy, mau ke America ga?"

"Eh, ke America? Kenapa tidak!" Kata Prussia kepada orang yang tiba-tiba muncul itu .

"Eh, ke America? Kenapa tidak!"

"Ya udah cepet masuk mobil, kita kerumah lo buat ambil barang!" seru Norway, Prussia langsung masuk dan duduk dijok belakang bareng Silvana. "Pengangan ya" Seru Norway.

BRUUUUUUMMMMMMM

Dan mobil melaju dengan kecepatan 160km/jam~

DUAK!
Kepala Prussia terbentur jok depan karena mobil itu tiba-tiba melaju.

"JANGAN NGEBUT BAKAAAA!!!" Teriaknya sambil meraih sabuk pengaman dan mengencangkannya.

"Ada razia polisi didepaaan!" Teriak Prussia lagi sambil menunjuk para polisi yang sedang melaksanakan acara tilang massal .

"Ada razia polisi didepaaan!"

Alis Norway mengerut dengan cepat dia banting kemudi kearah kiri, ke jalan tikus.

Belok kanan, belok kiri, puter kanan, lurus terus, ayam lewat bodo amat, mau nabrak tiang listrik langsug belok kanan...

'Akhirnya jalan besar!!!' batin Norway bahagia, dengan enteng Norway nambah kecepatan mobil ngebuat tuh mobil Hammer putih loncat kejalan besar.

CKIIIITTTT

Bunyi rem mobil Norway kedengeran keceng sampe rodanya ngcap diaspal,orang sekitar ngeliatin tuh mobil laknan dengan tatapan horor. Cuma butuh waktu sebentar buat nge-rem sampe akhirnya tuh mobil ngebut lagi.

'Daripada nyari bantuan lama belum tau ada apa kagak karena orang-orang lebih ngurusin NII, mending gua jalan dah', pikir Nesia. Dia membawa ransel yang isinya entah apa (barang-barang kurang penting pastinya) dan langsung berjalan entah ke mana.

"Lho, mobil super jorok yang kayaknya belum pernah dilap itu... Yang ngebut seenaknya di jalanan padahal sekarang bukan bulan puasa.... Perasaan pernah lihat..."

Mobil itu melintas dengan cepatnya tanpa lihat kanan kiri sampe-sampe Mbok Jemi hampir ketabrak. Itu kan...

"NORWAAAAAAAAAAAY!!! KELEWAATAAN TAUUU!!!"

"NORWAAAAAAAAAAAY!!! KELEWAATAAN TAUUU!!!"

'Kok kayaknya ada yang teriak ya?', Norway pun ngerem mendadak ngebuat semua penumpan ngejungkal kedepan -kecuali Norway tentunya-

Norway pun noleh kebelakang dan ngeliat MaNes yang teriak-teriak ngelambaiin tangan.

"OY MANES CEPET KESINI!!!!"

Nesia membuka pintu mobil dan melihat beberapa mayat hidup gara-gara Norway ngerem mendadak di situ.

"Sialan lo! Gue udah berangkat duluan, malah nyasar! Coba aja kalo gue gak niat ke rumah elo, gue pasti bakal--" Nesia nyerocos panjang kali lebar kali tinggi alias volume balok. "By the way, ini di mana sih?"

Norway cengok natep Nesia.

"Oya, ini dimana ya?" tanya Norway bego, kepalanya miring kearah kanan. Dia ngerutin alis berusaha cari tau(?)

Berdirilah dirinya di sana sendirian.

Italia memakai pakaian santainya. Kaos putih dilapisi jaket hijau. Topi merah menutupi rambut coklat pendeknya. Celana pendek selutut dan sepatu sneakers. Di punggungnya terdapat tas cukup besar. Tangan kanannya sedari tadi menggeret koper cukup besar. Terlihat sekali dia hendak berpergian.

Anak muda ini melihat kiri dan kanan. Wajahnya terlihat letih. Keringat sudah bercucuran. Dia menghela nafas lagi, "Ini dimana sih? Bandara ada dimana sih? Taksinya kok nurunin di sini?"

Bahkan sampai sekarang, dia tidak sadar kalau dia ditipu supir taksi. Italia melihat ponselnya lagi. Ia membaca pesan dari Norway yang menyebut-nyebut liburan di Amerika. Mana mungkin dia menolak? Meskipun Italia tak terlalu mengerti arti hack yang disebut-sebut Norway, toh dia tidak merasa takut karena dia ingin ikut.

"Tapi..." Italia hampir menangis, melanjutkan dengan putus asa, "ini dimana?"

Lalu, mata coklat Italia melihat suatu benda tak jauh darinya. Nampaknya mobil.

-----------

aku bingung nih, mobilnya jalan atau kagak? kalo jalan, tolong jemput Italia ya.

"Udah ah, ayo capcus ke Eritrea! Bandara! Gue mau nge-charge batre hape dan lappie!"

Nesia melihat sekelilingnya. "Mas Prussia? Sing-Seng-Song? Andorra? Klaian kok jadikayak mayat hidup?"

"Ya udeh mas cepetan masuk kalo gitu" ucap Norway ala babe betawi. Dia ngebenerin sabuk pengaman, "Siap-siap ya!"

Pas Norway mau tancep gas dengan ganasnya dia langsung ngeliat cowok manis nan imut *dihajar* dipinggir jalan. 'Itukan Italy'

Dengan pelan dia ngendarain tuh mobil laknan kearah Italy, "Oy Italy mau bareng ga?"

Mobil yang dilihat Italia semakin mendekati dirinya. Karena tidak tahu lagi harus bagaimana, Italia menunggu mobil itu berhenti di depannya karena bukan sebuah kebohongan kalau ia sekarang butuh bantuan.

"Oy Italy mau bareng ga?"

"Norway!" seru Italia. Dia senang karena ternyata orang yang mengendarai mobil itu orang yang dia kenal. Jika tidak, jujur, Italia takut juga minta bantuan.

"Mau!" Italia membuka pintu mobil bagian belakang dan duduk di belakang Norway yang menyetir. Tak lupa dia bilang, "Grazie, Norway!"

"Oh ya, kita mau kemana?"

--------------------------
Dalem mobil Norway siapa aja ya? Duduknya dimana aja? Sorry, kurang merhatiin deskripsi (maklum, banyak banget post2 sebelum aku). PM aja kalo salah deskripsi.

Singapore yang tergeletak hampir tak bernyawa berusaha bangun akibat suara kakaknya yang bertanya-tanya dengan tidak elitnya.

brengsek si norway, gue kan baru bangun malah di seret ke sini, ngebut, jidat ditabok Prussia sok asem lagi. Nasib bener gue batin Singapore kesal.

"GUE MAU PULANG!!!!!!!!!! GUE MAU kencan NGEHAJAR SCOTTLAND DULU BARU GUE NGIKUT KALIAN!!!" Akibat tidak tahan, akhirnya Singapore berteriak marah.

Dia tidak menyadari bahwa di sampingnya baru saja duduk temannya yang pintar melukis, Italy, "Kau.. Juga ikut?" tanya Singapore.