Lost in Africa?

"Hei, Bagaimana kalau aku telpon Kak Nether dan menyuruhnya dia ke sini?"

Silvana tersentak. Dia ingat terakhir kali Nethre ke rumah kakaknya dan saat itu ia masih kecil. Silvana pernah melihat Nethre asik menggoda Portugal di ruang tamu dan Silvana malah ngetawain Portugal bukannya nolongin. Apa jika Nethre ke sini dia yang akan bernasib sama dengan Portugal? Ataukah lebih buruk lagi?

"K-kak Nethre... k-ke sini..." kata Silvana yang tiba-tiba gemeteran.

Pintu cafe terbuka menandakan ada pelanggan yang masuk. Lalu orang itu menatap Silvana.
'Itu Silvana kan?' batinnya.
Lalu ia menghampiri anak itu.
"Silvana kan?" tanyanya.

----------
JB JB dong~

"Silvana kan?" tanyanya.

"He?! Kak Maria ada apa di sini?!" kata Silvana yang kaget.

"Aku dapat surat alay gaje berwarna pink norak... Kok kamu pakai baju gini? Tapi kamu terlihat makin manis~~~" kata Maria yang langsung memeluk Silvana.

Lalu ia memotret adiknya yang memakai baju maid.

"Ada yang dapat menjelaskan kepadaku apa yang terjadi di sini?" tanya Maria kepada Firenzigo,Erza,dan Norway.

'Brengsek! Masa gue ditinggalin gitu aja? Kampret deh mereka!' umpat Singapore kesal. Gadis itu sudah berada di Afrika tapi dia tidak tahu harus kemana lagi. Dehidrasi sudah menyerang dirinya, daripada dia pingsan sekarang mending dia segera mencari kafe terdekat.

Dibukanya pintu kafe dan terlihatlah Silvana yang sedang memakai baju maid, Norway dan Italy yang duduk berdampingan, Belgie(dengan kunciran rambutnya) berkilat licik serta Maria yang tengah memotret Silvana. Mata Singapore langsung terbelalak melihatnya, terutama dengan apa yang Silvana kenakan sekarang.

"Si.. Silvana?"

'Ternyata Spain punya adik yang.. Hobi cosplay?' batinnya dalam hati.

"Si.. Silvana?"

Silvana melihat temannya.
"Huaaaa! Singapur!" teriaknya sambil memeluk Singapur.
"Tolongiiiin! Masa bajuku di sandra mereka terus aku di paksa make baju ini terus... terus... huaaaa! tolongiiiin!" kata Silvana yang mewek.

Hongkong yang sebenernya udah nyampe dari tadi di Addis Ababa, tapi nggak liat satupun temen-temennya di situ. Yang ada malah dia dikejar-kejar kelompok kanibal yang kelaparan, bikin Hongkong jiper sampe mau nangis.

"Sialan!! Kenapa gue yang dikejar? Kenapa gak Korea-niichan aja?" kata Hongkong sambil terus berlari menghindari makhluk barbar (yang masih saudaranya barbie)tersebut.

"Weggoiiiisya raiggyaaa trol trolligrolli tuing tuing glagak-tagak-tagak-menyem syalala!" (<---ceritanya bahasa afrika) kata kelompok kanibal yang udah ngebet banget pengen makan Hongkong.

Setelah lari muter-muter gak jelas, Hongkong nyampe di sebuah kafe.

"Buset dah!! Di Addis Ababa ada cafe ??" Hongkong syok berat. "Kok bisa? Bukannya orang-orang sini justru sering kelaperan dan biasa makan serangga, tikus, or something like that?"

Hongkong pun masuk cafe yang sungguh amat sangat mencurigakan sekali banget pol. Ternyata di situ udah ada Silvana, Lily, dan kawan-kawan (males nyebutinnya).

"Hei! Kalian jahat amat kok gue ditinggalin gitu aja? Mana gak ngasih kabar lagi! Gue kan jadinya dikejar sama orang2 kanibal!" kata Hongkong sambil nangis gaje.

Gak ada tanggepan. Semua asyik sendiri. Asem!

"Tolongiiiin! Masa bajuku di sandra mereka terus aku di paksa make baju ini terus... terus... huaaaa! tolongiiiin!" kata Silvana yang mewek.

"Watde? Silvana-chan?" kata Hongkong waktu liat Silvana yang pake baju maid. "Aaah... kamu manis banget!" Hongkong langsung nyosor ngecup pipinya Silvana.

"OI PELECEHAN!" Teriak Norway, kaget tiba-tiba objek isengannya diserang. Tapi dalem hati 'Hongkong pulang dari rumah Scott kok jadi begini ye'

"Kenapa ada meido cafe di Addis Ababa?" Nesia juga heran. "Hongkong, apa-apaan ini? Perasaan gue yang nyampe duluan juga dari tadi gak liat meido cafe adanya diskotek doang. Apa bangunan baru yang didirikan pake dana pajak dan gedung baru DPR?"

Nesia melihat Silvana yang sedang dikecup oleh Hongkong, "Jiah si HK. Tapi boleh juga. gue boleh ikutan pake baju maid kagak ya?" pikir Nesia dalam hati.

Singapore membalas pelukan minta tolong dari Silvana. "Nolongin gimana coba?"

Tiba-tiba datanglah Hongkong yang awalnya mencak-mencak namun berujung mengecup pipi Silvana dan berakhir pada teriakan kecewa dari Norway.

Melihat Hongkong yang sempat mengecup pipi gadis yang sedang memeluk Singapore sekarang, raut wajah Singapore berubah menjadi sendu karenanya.

Tiba-tiba datanglah kakaknya, Nesia dengan wajah terheran-heran.

"Singapore, kamu kenapa?" tanya Nesia yang tetap memakai muka artis korea yang bernama Phoo Lo Ngouw (baca: polongo)

Singapore menoleh dan tersenyum dipaksakan kepada kakaknya, "Tidak.. Tidak ada apa-apa.."

Silvana hanya bisa meratapi nasibnya yang makin lama makin sial.
'Untungnya di sini gak ada orang mesum semacam Nethre dan kakek Rome...' batinnya.

"Baiklah,kalian duduk aja dulu... dan satu pertanyaan... baju aku mana?!" teriak Silvana.

"Untung, kukira kau kena virus H9N7 yang merupakan virus para penyebar Bom di NII~" kata Nesia menghela nafas lega.

"Baiklah,kalian duduk aja dulu... dan satu pertanyaan... baju aku mana?!" teriak Silvana.

Nesia memandang ke arah Silvana. "Bajumu ada di Harare, ambil aja di toko baju Syabedusyabedu (?) di sana."

"Bajumu ada di Harare, ambil aja di toko baju Syabedusyabedu (?) di sana."

"K-kak Nesia jahat... A-aku ngambek nih..." kata Silvana yang udah bener-bener pengen nangis beneran.

'Kalo ada kak Spain,kalian semua bakal di gorok pake kapaknya loh.' batin Silvana.

"Toh Spain gak ada, ya kan Nor?" kata Nesia sambil menjambak rambut Norway.

"Toh Spain gak ada, ya kan Nor?"

"Tapi kan ada aku Nes~ kamu lupa ya?" tanya Maria kepada Nesia dengan senyuman yandere.

Maria beralih ke Silvana.
"Kamu tenang aja,bajumu sama aku kok... Nah nanti kalo kamu nangis makin manis loh~" kata Maria dengan nada mengisengi adiknya.

"Kamu tenang aja,bajumu sama aku kok... Nah nanti kalo kamu nangis makin manis loh~"

"Kak Maria baik sama aku... gak kayak kak Norge yang iseng mulu... btw,kapan aku boleh ganti baju?" tanya Silvana dengan wajah innosentnya.

"Huwaa jangan bunuh saya Mariaaa!!! Kamu cantik kok kayak Dulce Maria tertawa-tawa~~~!!!" kata Nesia gak nyambung.

"Makannya jangan cari masalah sama kak Maria,nanti kamu di jajah lagi loh kak Nes~~~" sahut Silvana yang seneng karena Nesia ketakutan.

"Nesia kamu baru nyadar kalau aku cantik ya~ Aduh jadi malu di bilang cantik ama mantan jajahan~" kata Maria yang geer abis.

"OI PELECEHAN!" Teriak Norway, kaget tiba-tiba objek isengannya diserang. Tapi dalem hati 'Hongkong pulang dari rumah Scott kok jadi begini ye'

"Biarin! Suka-suka gue dong, Nor~ Toh Silvana-chan manis ini..." kata Hongkong sambil nyengir. Emang gue ke rumah Scott ya? Gue cuman ke tukang sayur doang kok kemaren~

Melihat Hongkong yang sempat mengecup pipi gadis yang sedang memeluk Singapore sekarang, raut wajah Singapore berubah menjadi sendu karenanya.

"Lily?" Hongkong nyadar muka Singapore udah mulai galau bagaikan tukang sayur kehilangan sol sepatu. "Kamu gak apa-apa kan?" tanya Hongkong sambil mengelus wajah Singapore.

Silvana sementara itu malah teriak-teriak gaje kayak supir angkot keserempet bajaj. Nesia malah ngancem ala preman pasar, terus malah ngerayu (?) Portugal. Yang dirayu mesem-mesem kegeeran bagaikan abis dilamar sama Robert Pattinson.

"Nesia kamu baru nyadar kalau aku cantik ya~ Aduh jadi malu di bilang cantik ama mantan jajahan~" kata Maria yang geer abis.

"Iya kamu cantik," Hongkong malah ikut2an ngerayu.








---Duh, kok karakter Hongkong jadi berubah gini ya? Ah sudahlah----

Silvana yang ngerasa di kacangin langsung aja memodifikasi tuh baju maid jadi baju biasa. Tentu saja ia bayar karena udah ngotak-ngatik tuh baju maid. Telinga nekomimi-nya langsung ia kembalikan ke Belgia.

"Udah ah aku pergi dari sini!" kata Silvana.

"Jangan pergi dong, Silvana-chan," kata Hongkong sambil ngerangkul Silvana terus bisikin telinganya, "Pake baju apapun kamu manis kok,"

"Lagian mumpung udah jauh-jauh ke Ethiopia, kenapa gak sekalian ngasih makan orang-orang kelaperan di sini? Kita juga bisa liat etnis Ethiopia, misalnya cewek-cewek yang bibirnya dower garla2 dari kecil naro piring di mulutnya (bener loh!). Dan tujuan utama gue ke sini kan mau ketemu Iwan Fals yang nyanyi lagu Ethiopia itu, dia ada di sini gak?"

"Jangan pergi dong, Silvana-chan," kata Hongkong sambil ngerangkul Silvana terus bisikin telinganya, "Pake baju apapun kamu manis kok,"

Wajah Silvana memerah saat Hongkong membisikkan itu.
"Terserah kalian saja deh..." kata Silvana dengan wajah merah padam.
'Nih orang pinter banget ngebuat gue ngeblush... Ganteng sih iya tapi... apa yang gue suka dari dia?' batin Silvana.

------
Silvana kayaknya jatcin ama Hongkong nih ;P