Summer Vocation at America

"Sabar ya kak Nesia... mungkin di sana bakal ketemu orang yang dapat menarik perhatian kak Nesia... Oh ya,kalau kalian bermain di laut aku tidak ikutan loh... kalau ke pantai aku masih berani sedikit." jelas Silvana.

Orang yang dapat menarik perhatianku cuma badut dan si manis di ancol atau Ronggeng Dukuh Paruk. Masa' sih... "Oke, kalo gitu gue ikut. Kalau bermain di laut justru gue mau, tapi kalo di pantai gue gak mau. Soalnya yah, gue kan anti keramaian. Siapa tau juga malahan banyak fans gue berkeliaran minta tanda tangan di sana."

"Terserah kak Nesia saja deh... Aku lebih suka berada di pantai dari pada di laut... nanti kak Nesia surfing saja ya..." kata Silvana yang udah sweetdrop duluan karena perkataan Nesia.

"Gue gak mau surfing. Gue mau ngasih makan ikan paus pembunuh dan lomba renang sama singa laut," kata Nesia ngasal. Dia langsung melihat ada tebing dan berlari terjun dari tebing yang langsung menuju ke laut dalam. 'Goodbye duniaaaa' pikirnya lebay.

"Kak Nesia jangan bunuh diri dulu... utangnya belom lunas~" kata Silvana.
'Nih orang kok aktingnya rada lebay ye?' batin gadis itu.

Hari itu cuaca cerah, Hongkong sedang maen congklak sama Dewa Neptunus, Poseidon, dan Spongebob di bawah laut. Tiba-tiba di kepalanya terdengar teriakan lebay yang suaranya beda tipis sama penjual minyak (dia bisa baca pikiran, inget!).

'Goodbye duniaaaa'

What? Ada yang mau bunuh diri? Hongkong langsung loncat ke permukaan dan nangkep Nesia yang terjun bebas terus narik Nesia ke tepi pantai.

"Bego! Lu cari mati?!" katanya sambil jitak Nesia pake tongkatnya Neptunus.

Silvana della Fransesca wrote:

"Kak Nesia jangan bunuh diri dulu... utangnya belom lunas~" kata Silvana.

syf_syalala wrote:

"Bego! Lu cari mati?!" katanya sambil jitak Nesia pake tongkatnya Neptunus.

"Wadaw!" kata Nesia meringis menahan sakit. "Bodo ah, gue emang nyari si Mati (Mas Italia) kok!"

Semua sedang bermain di pantai kecuali Nesia dan Hongkong. Silvana hanya duduk di bawah payung pantai sambil melihat aktivitas teman-temannya.
'Kenapa nasib gue begini... Mana kagak ada yang nemenin... Terus gue benci laut... OMG...' batin gadis itu.

"Napa, Sil. Mau gue temenin? Kebetulan gue gak mood turun ke laut. Gak ada laut pasangnya,"

"Napa, Sil. Mau gue temenin? Kebetulan gue gak mood turun ke laut. Gak ada laut pasangnya,"

Silvana menoleh ke arah suara itu.
"Boleh aja kak..." kata Silvana yang tersenyum paksa untuk menutupi ketakutannya.

"Kenapa muka lo ketakutan gitu? Takut gue mati dan kehilangan dirimu?" kata Nesia lebay marebay srarebay pokoknya lebay. "Tenang aja, gue nemenin kok. Jadi, baca K*MPAS hari ini gak?"

"Ha? Aku gak baca K*MPAS hari ini... Aku gak apa kok kak Nesia..." kata Silvana yang masih mendekap lututnya.

"Itu loh, yang pesawat Japati (?) gubrak di Papua sono. Tau gak korbannya siapa aja? Itu ada Pak Kadi, Pak Dung-dung, Pak Solenoida (?), pak... eh kenapa lo tetep takut? Apa liat muka gue ya?"

"Enggak kak Nesia... Aku gak takut melihat muka kak Nesia... Muka kak Nesia kan gak nyeremin, lagi pula kak Nesia itu baik sama aku...." jelas Silvana.

"Ummmm, kak Nesia bermain saja ya... Aku ingin berkeliling saja..." kata Silvana yang bernjak dari tempat duduknya.

"Hei!" Nesia menggenggam tangan Silvana ala sinetron gitu. "Weits! Kalo lu gak takut sama muka gue, kenapa elu malah mau menghindar gitu? Pokoknya gue ikut. Elu tuh cewek dan ini tempat asing yang banyak maksiatnya (yaoi-an), kalo lu kenape-nape kan bahaya! Gue temenin!"

Silvana terdiam beberapa saat.
"Kak Nesia yakin mau ikut? Tapi jangan bunuh diri ya... Aku ingin ke tebing terdekat untuk melihat view yang bagus dan bisa di foto." jelas Silvana.

"Yah malah udah kayak orang pacaran" ucap Norway, dia geleng-geleng ngeliatin dua orang yang dari tadi pacaran(?)

'Ikutin aja deh'

Silvana dan Nesia berjalan menuju tebing. Pemandangan sore itu terlihat bagus sekali.
"Waaaa~ Pemandangannya bagus sekali~" sahut Silvana sambil mengeluarkan kameranya dan memotret view itu.

Ia menoleh ke belakang.
"Kak Norge? Sejak kapan ada di sini?" tanya Silvana.

"Udah dari tadi kali," ucap Norway sok keren padahal dalem hati. 'Gile masa ketauan sih, padahal gw udah mengendap-endap(?)'

"Ooooh begitu ya... Ayo sini bareng-bareng aja~" kata Silvana sambil menarik tangan Norge.

"Uhm... ga ganggu nih?" Ucap Norway, tuh anak kagak tega buat ngeganggu acara 'pacaran' mereka

"Ganggu gimana? Aku kan tadinya mau ke sini cuma sendiri, tapi kak Nesia ngotot pengen ngikut takut aku kenapa-napa... Udah sini aja~ Makin rame makin seru~" sahut Silvana.

"Bener nih nggak ganggu" Selidik Norway, dia natep Nesia "Gue takut ganggu lo pada pacaran..."

"He?! Aku gak pacaran sama kak Nesia! Suer deh!" kata Silvana gak nyantai.

Norway natep dengan tatapan ALAH-NGAKU-AJA, "Oke gue ikut, tapi gue dibelakang aja ya, takut ganggu" ucap Norway

'Nih orang minta di tabok ya? Dibilangin kagak ada hubungan apapun kok!' batin Silvana.

"Kenapa di belakang? Iiiih kak Norge masih gak percaya ya? Sana tanya kak Nesia aja kalo gak percaya..." kata Silvana lalu menggembungkan kedua pipinya.