Summer Vocation at America

Norway pun keluar dari mobil, natep langit.

"Tenang aku udah nyiapin helikopter buat cadangan" ucap Norway

"Singapur kita dah sampe belom?" tanya Silvana yang sudah sekarat.

Singapore melirik ke arah Scottland dan dia pun tertawa terbahak-bahak, "Ahahahahahahaha.. Demi apa wajahmu bikin perutku berputar saking lucunya!"

"Tenang aku udah nyiapin helikopter buat cadangan"

Singapore mengalihkan pandangan ke Norway, "Tidak perlu, mobil ini masih bisa jalan!"

"Singapur kita dah sampe belom?"

"TENTU SAJA BELUM KARENA PERJALANAN MASIH PANJANG! YIHAAAA ~"

"Hmmmm,kak norge apa helikopternya aman? aku gak mau ada kecelakaan lagi..." kata Silvana yang baru keluar dari mobil.

Scotland mendengus. Menghiraukan gelak tawa yang terdengar dari mulut Singapore.

"Kapan sih kita sampainya? Pengen hoek nih gua.." katanya dengan suara lemah dan wajah yang pucat.

"Om Scott nih ada obatnya mau?" tanya Silvana yang bernasib mirip seperti Scott.

"Aku sih terserah saja ~~ Mau pake heli atau mobil~" ucap Singapore sambil menyandarkan tubuhnya di kursi mobil.

Dengan kelambatan otak Italia yang tak bisa mengikuti pergerakan teman-temannya yang berbicara cepat sekaligus bertindak cepat, baru sekarang dia nyadar bahwa dia telah naik pesawat dan sampai di Amerika.

Hal yang baru bisa dimengertinya adalah Scottland tampak mual sementara Andorra menawarkan obat untuknya. Sementara Singapore berkata santai kalau ia fine dengan heli atau mobil.

Italia masih tidak mengerti, bertanya, "Apanya yang pake heli atau mobil, Sing?"

------------
Ketinggalan banyak

Silvana menoleh ke italy yang tengah bertanya kepada Singapur.
'Gila... tuh anak kagak ngarti dari tadi kita berrusuh ria dll..' batin gadis itu.

------
sabarlah~ tapi makin lama makin kocak nih cerita...

"Udah naik heli aja biar kerenan dikit..." Ucap Norway, ia lalu nelpon seseorang buat ngirimin heli guk guk guk kesana

"Kak Norge heli-nya suruh cepetan keburu om Scott muntah tuh." sahut Silvana sambil nunjuk Scott yang terkapar.

"Iye mbak bentar lagi" Ucap Norway, dia ngeliatin langit.

Tak lama kemudian heli dateng, membuat beberapa orang yang lain bisik-bisik norak. Norway pun meaih tangga yang dilemparkan pilot, "Cepetan naik!" Ucap Norway girang

Semua akhirnya naik heli-nya Norge dan kemudian duduk di sana dengan damai.

"A-apa kak Norge yakin kalau kita pergi ke pantai?" tanya Silvana yang gemetaran.

"Iya donk gimana sih!" Ucap Norway, "Gue kan mau mandi matahari sambil dengerin lagunya Katty Peri yang California Boys(?)"

Dia udah bergaya ala ibu-ibu, sampai akhirnya pilotnya mendehem dan menyuruh Norway buat duduk dibangku pengemudi

'Ya tuhan apa cobaan ini belum selesai? Aku tak mau mati karena takut di pantai!' batin Silvana yang tidak merespon Norge.

Norway bisik-bisik kepilot, tampak tuh pilot terkejut tapi akhirnya ngangguk. Pilot pun meninggalkan Norway yang lagi asik ngendaraiin heli.

"Para penumpang, dimohon memakai ini" Ucap pilot itu sambil menyerahkan ransel berwarna hitam, "Mohon segera dipakai"

Silvana yang megang tuh ransel agak curiga.
'Ini bom ya?' batinnya.

"Eto... ini buat apa?" tanya Silvana.

"Udah pakek aja!" Teriak Norway dari bangku pengemudi. Dan tanpa disadari Norway tertawa setan disana

Norway tertawa setan. Silvana langsung pake aja tuh ransel.
'Ini lama-lama gue mirip dora dah...' batinnya.

"America ~ Apakah aku bisa mendapatkan banyak kue dan lawan untuk berkelahi di sini?" seru Belgium senang sambil duduk santai di sebuah kursi taman.

Dia memandang sekeliling, berharap menemukan orang yang ia kenal.

"Kak Norge ini mau ngapain?! Jangan ketawa mulu!" bentak Silvana.

"Iya-iya" Norway nahan ketawa, "Udah pakai ransel semua kan~" Norway noleh natep yang lain.

"Udah dari tadi!!!" bentak Silvana.

"Oke deh sip~" Ucap Norway, dia pun kembali sibuk ngendaraiin tuh heli nista.

"SIAP-SIAP YA!!!" teriak Norway.

ZUNGGG

Pintu Heli belakang kebuka, ngebuat par penumpang jatoh dari ketinggian yang ga saya tau. Norway pun langsung terjuan gitu aja dari atas.

"YEAH!!!" TEriak Norway senang

"Huaaaaaaaaaa! Gue jatoh!" teriak Silvana.