Summer Vocation at America

"Anda terlebih baik menunggu dulu, pesawatnya didelay setengah hari," kata mbak-mbak nyebelin. Nesia yang kesabarannya udah nyaris nol nahan-nahan marah aja sebelum meledak di bandara.

"Udah Nes sabar..." Ucap Norway sok bijak. Ia pun nelpon seseorang.


"Siap-siap ya Den, Ice, kita pakek rencana kedua"

Silvana celingak-celinguk aja nyariin seseorang dan ternyata ia menemukan orang yang ia cari.

"Uwoooo! Om Deden!" panggil Silvana sambil menghampiri pria tinggi berambut jabrik mirip nethre itu.

"Om Deden,lunasin utangnya sekarang..." sahut Silvana layaknya seorang rentenir.

Di suatu sudut bandara... "GIMANA BISA GUE SABAR COBA? GUE UDAH MATI-MATIAN NYIAP-NYIAPIN SEMUANYA, TERUS BERANGKAT MESKI NYASAR DAN DENGAN TIADANYA ALAT KOMUNIKASI GUE TERUS BERTAHAN HIDUP!! SEKARANG, DIDELAY SETENGAH HARI? GUE BAKAR NIH BANDARA, KEBETULAN GUE BAWA (bom) BUKU..."

"OY SEMUANYA!" Teriak Norway, dia udah ngeluarin aura misterius, "SIAP-SIAP DENGAN KOPER KALIAN!"

Silvana bingung dengan apa yang Norge maksud.

"Maksud kak Norge apa?"

Nesia yang selesai marah-marah di depan patung singa langsung ikut campur sama mereka. "Udah mau berangkat? Katanya didelay 6 jam kan?"

"Udah siapin aja!" Ucap Norway

1

2

3

4

5

"Bagi para penumpan sekalian dimohon untuk mengikuti petunjuk dari kami," Norway tersenyum licik, "Ada perompak pesawat diterminal 2, dan sekarang pesawat sedang melaju kencang kearah badan bandara! Sekali lagi.."

"Ayo cepat pesawat sudah datang!" Teriak Norway, dan sekali lagi dia tertawa setan

"Ummmm,kak Norge yakin? A-aku tak terlalu mengerti... Dan satu lagi,ada satu pesawat negaraku kalau kakak mau pakai..." kata Silvana yang agak gemetaran.

"Udah, namanya aja Norge pasti dia punya rencana di balik rencana," kata Nesia sambil memegang pundak Silvana.

'Agak gak yakin gue...' batin Silvana.

"Dari awal emang gue udah gak yakin. Maklum, yang nyelenggarain si Norway.."

'Aduh,baru nyadar gue kak Nesia bisa baca pikiran gue... btw tadi dia baca pikiran gue tentang scandalnya ama om Nethre gak ya? Kalo iya bisa mati gue...' batin Silvana yang kini keringat dingin.

PRANG

Kaca yang menghadap kelapangan pesawat pecah, menampilkan pesawat putih bertuliskan 'NORDIC AIRLINES'

"Cepat masuk kepesawat!" Teriak Norway.

Silvana langsung aja masuk ke pesawat itu setelah mendengar perkataan Norge. Ia agak bingung,siapakah yang mengendarai pesawat itu? Apa orang itu gila? ataukah sarap?

"Norway.... ini apaan sih kamsutnye?" tanya Nesia.

Norway noleh, "Udah masuk aja, katanya mau nge-chrge hp ama laptop!"

"Bukannya gak boleh nyalain HP dalam pesawat?" tanya Nesia. Tapi Nesia diem aja begitu tahu ini Norway yang jadi EO.

"NGe-charge emang musti dalam keadaan nyala apa?" ucap Norway, "Udah cepetan masuk! udah mau berangkat nih kita! keburu ketangkep polisi!"

"Oke nih gue secepetnya!" Nesia langsung lari masuk ke pintu pesawat. Ada apa sih ini?

Di dalam pesawat Silvana hanya melamun saja menatap keluar jendela. Ia terlihat menggalau ria. Tak lama kemudian ia pun tertidur. Rupanya ia mengantuk sekali...

'Huff, semoga perjalanan aman, tenang, dan damai, gak ada perampokan, gak ada kasus hipnotis...'

"Yak semuanya sudah masuk?" ucap Norway, dia mulai mngeabsen satu persatu orang.

'BERHENTI POLISI!"

Terdengar teriakan dari luar, Norway mendengus lalu berjalan keruang kemudi. "Ice Den, change! Gue yang ngendarai" perintah Norway, Iceland dan Denmark pun mengangguk meng-iyakan.

BUZZ

"Nordic Airlines akan meluncur" Ucap Norway di microfon headset pesawat, "Sekali lagi kami akan meluncur"

"Perintah diterima, ganti" terdengar suara dari headset tersebut

"Roger that, Kami akan berangkat 30 detik lagi" Norway pun mengaktifkan tombol diatas kemudi, lalu menari kemudi. "Oke waktunya berangkat" Norway tersenyum setan

"Udah, sekarang gue ingin menikmati hidup," kata Nesia.

Pesawat meluncur, meninggalkan para polisi bodoh yang cuma demen teriak-teriak dibawah. Norway pun mengganti kemudi menjadi otomatis.

"Yak kita akan sampai dalam waktu 1 Jam~" Ucap Norway senang