Fic pertamax diamankaan~~~
Judul: I'm the Girl at the Battle
Tema: Tawuran
Main item: Boneka kelinci warna pink yang imut nan cantik dari India
Main character: Belarus
Genre: Gaje, pendidikan, persahabatan, school life, dan kecantikan.
I'm the girl at the battle
Karakternya biar gak bingung:
Hetakuen: Natalia, Alfred, n Kiku (ditambah sama Pak Germania juga)
SWAO: Arthur, Feliciano, Ludwig dekaka
SWAW: Nordics 5, Estonia, Ireland (musuh besar Arthur
Wang Jia Long=Hong Kong
Emil Fergusson=Iceland
Nicholas Thoresen=Norway
Mathias Kohler=Denmark
No pair! Fic ini saya buat setelah saya mengingat cerita teman saya waktu kelas 7 dulu dan saya kebanyakan baca Oresama Teacher jadi gini deh XDD
Selamat Hari Pendidikan Nasional! Fic tentang tawuran ini saya bikin untuk Hardiknas lho!!!!! #ironis #telat
~*~*~*~*Belarus POV*~*~*~*~
Nama gue Natalia Arlovskaya, cewek yang baru aja masuk SMP alias baru resmi jadi anak SMP setelah puas di-MOS secara jor-joran dan ajrut-ajrutan (?) selama seminggu oleh kakak-kakak yang tidak berperikemanusiaan dan perikeadilan. Sebenernya, gue tergolong cewek pinter yang byutipul meski gue gak dapet juara di SD kemarin. Oh iya, tambahan pula... Kedua kakak gue ada di sini. Yang pertama Kak Yekaterina, yang sekarang udah kelas 9 alias nyaris lulus. Cuma herannya, dia kok cengeng yo? Padahal gue aja gak. Maenan gue kan piso. Kakak gue yang kedua itu Kak Ivan, orang yang gue sukai dari kecil meski bertepuk sebelah tangan terus. Ah, abaikan! Gue tuh ngefans berat sama Alam, Elvi Sukaesih, Siti KDI, Christina Aguilera, Britney Spears, Yuki Kajiura, Tukang Bakso RW sebelah, sama pengamen di angkot Kampus Dalam yang suara falsnya nyaingin Iwan Fals.
As other teen, gue suka banget nyari hal baru. Di kelas gue yang sekarang~7.4~gue kurang tertarik sama apapun, maklum anak baru jadi belum mbaur banget. Tapi ada beberapa anak yang gue kenal, kayak anak berkacamata dan bermata biru di sana, Afred F. Jones. Sebenernya dia temen se-SD gue jadi gue kenal sama tuh anak.
"Nat," panggil Alfred sambil makan hamburger berisi daging buah stroberi sambil nyentil punggung gue.
"Naon?"
"Setau gue dari SD elo maenannya piso terus, jadi..."
"Kenapa? Mau gue bacok?" tanya gue pake senyum yandere jurus utama gue.
"Jelas kagak! Kita kan CS-an!"
"CS dari Hong Kong? Setau gue CS itu Counter Strike!"
"Aaah! Kok malah makin ga nyambung gini sih? Kok gue malah lupa mau ngomong apa? Oh iya!" Alfred berbisik lembut (sebenernya gak bisa dibilang lembut karena pake suara Obama keserempet Angkot 02) di telinga gue, "Mau gabung tawuran ga?"
"Haah? Kamsutnye?"
"Kemarin anak-anak SWAW ngeledek sekolah Hetakuen kesayangan kita ini, yang bahkan kita baru masuk. Mereka bilang Hetakuen yang sekarang ceweknya j***a* lah, cowoknya alay lah, pokoknya angkatan kita dihina!" gue langsung terbelalak. Berani amat SWAW atau SMP World Academy W ngehina Hetalia Gakuen kebanggaan bangsa ini? Padahal jelas-jelas SWAW lah yang kaga bener!Tapi, ngapain ngurusin gituan?
"Gue gak ngurusin yang gituan. Mendingan lu ngurusin tah badan lu!"
"Ayo deh, katanya kita dibantu sama SWAO. Di SWAO katanya ada cowok ganteng yang bisa lu gebet," SWAO itu SMP World As One, yang beda kecamatan sama Hetalia Gakuen. Yah... Kalo ada cowok ganteng yang bisa gue gebet dan bisa buat gue ngelupain Bang Ivan (?), jawabannya cuma satu kan?
"Ya deh, kapan gue ladenin mereka?"
"Pulang sekolah. Makanya ntar lu ngumpul dulu sama anak-anak SWAO dan Hetakuen yang mau gabung di warung Mbok Darmi tempat biasa gue nongkrong."
"Gak tau gue."
"Udah, kalo lo gak tau ntar bareng gue aja. Jadi lo positif ikutan, Nat?"
"Maybe. Gue takut dimarahin sama kakak-kakak gue,"
"Ayo deh! Kakak-kakak lo juga takut sama elo kan? Lagian tenang, sama gue mah aman!"
Gue menghela nafas pendek, panjang, dan sedang-sedang saja yang penting dia setia (?) dan menunggu bel pelajaran Bu Sriwijaya yang gak dateng ini berakhir. Emang ini pelajaran terakhir, dan gue langsung diajak battle tanpa siap-siap dulu. Masih untung gue bawa piso. Kalo nggak gue udah ngomong 'nehi' duluan.
Akhirnya bel super norak itu berbunyi. Gue langsung diboyong Alfred ke tempat tersepi di sekolah, depan toilet di belakang dapur sekolah. Di sana ada orang nungguin, kayaknya kakak kelas.
"Ini anaknya, Kiku."
"Panggil Kiku-senpai napa? Gini-gini juga gue kelas 8."
"Tapi kan lebih tinggi gue!"
"Abaikan. Ini Natalia yang lo bilang itu? Cantik juga..."
"Makasih Kiku-senpai," kata gue tak acuh.
"Tapi kalo penampilan lo gini bisa diremehin sama anak-anak SWAW. Sekarang lu ubah penampilan jadi cowok!"
"Jiah?"
"Nata-chan, diem dulu ya?" Alfred melepaskan pita dari rambut gue (padahal itu pita isinya mantra-mantra dan jampi-jampi dari Mbah Joko dari Gunung Bunder biar Bang Ivan fall in love sama gue tapi kayaknya gagal deh) dan nguncir rambut gue, serta makein topi cowok ke rambut gue yang panjangnya bukan kepalang kayak ular naga. By the way, bukan kepalang itu berapa mil ya?
"Soal makeup serahkan pada gue sang ahli crossdress ini," kata Kiku-senpai. "Tapi kayaknya lebih baik kalo lo ganti baju dulu deh."
"Dari tadi mas... seharusnya nyuruh gue ganti dulu baru lu ubah model rambut gue. Untung belum di-wax," kata gue sambil ngadahin tangan ke mereka berdua. "Mana baju gantinya?"
"Nih," Kiku-senpai ngasih seragam putih-biru untuk ukuran cowok yang longgar dan gak tipis (biar jenis kelamin gue gak diketahui sama musuh). Pas di toilet buat ganti, gue baru mikir. Kok gue segampang ini diajak battle-an sama anak sekolah laen yang kagak gue kenal ya? Mana alasannya gak ikhlas banget, buat ngecengin cogan-cogan sekolah laen doang. Apalagi cerita gue ini dibikin sama author karena sang host lomba~syf_syalala~bikin kontes tawuran pas tanggal 2 Mei yang harusnya Hardiknas.
"Udah nih, berikutnya gue disuruh ngapain lagi?" tanya gue yang udah pake seragam cowok.
"Sini, biar gue wax rambut lo dan gue make-up," kata Kiku-senpai yang membuka kotaknya yang penuh dengan peralatan make-up. Gue jadi bingung, kita di sini mau tawuran apa mau nari ronggeng sih?
Beberapa menit kemudian, gue udah bener-bener jadi kayak cowok. Gue sendiri gak percaya sih, kesambet apa gue sampe-sampe berani jadi cowok dan tawuran.
"Udah yuk, ke Mbok Darmi. Temen-temen yang laen sama anak-anak SWAO udah ngumpul semua katanya. Mau liat anggota baru," ajak Alfred.
"Ok." Kiku dan gue langsung keluar dari sekolah dan diboyong entah kemana gue gak tau. Di warung belakang Gedung Olahraga Kecamatan, gue langsung ngeliat berbagai jenis cowok dengan seragam yang beda-beda. Seragam swasta itu udah pasti SWAO, dan yang pake seragam SMP itu pasti sekolah gue. Agak risih juga sih, ngeliat cowok-cowok serem itu. Pake celana ngetat kayak Lenny Kravitz kena HPV (author bukan nyumpahin lo!), bajunya dikeluarin dan lusuh (mungkin seratus tahun gak dicuci), tasnya tas serut kecil alay yang cuma muat tiga buku dan bercoret-coret embel-embel sekolah kayak 'Hetakuen', 'SWAO keren', de el el. Terus kaos kaki super pendek yang malah bikin gue ill feel kayak mereka mau jadi tukang becak wannabe, dan sepatu aneka warna yang bikin gue jengah liatnya. Belum lagi rokok yang mereka isep, bener-bener...
"Woi, ini anggota baru kita. Namanya Ronan Shane Gately,"
"Salam kenal," kata gue pake suara yang gue berat-beratin. Gue risih banget liat mereka yang poninya sok emo tapinya malah jadi kayak Kuda Jingkrak (Ferrari dong). Untung gak ada yang gue kenal dan gak ada yang kenal gue. Kalo ada, eksistensi gue sebagai siswi di Hetagakuen bakal dipertaruhin.
"Kok nama lo kayak personil Boyzone ya?" tanya seseorang yang rambutnya pirang dan matanya ijo dan alisnya tebel banget (mungkin aja dia salah ngasih serum rambut ke alis) tapi pake baju alay yang gue bilang di atas.
"Ayah dan Ibu gue CS-an sama ayah dan ibu personil Boyzone," kata gue ngasal.
"Wahahah! Lo kocak bin awesome!" kata orang gaje albino yang nyemburin asap rokok ke mana-mana kayak Tak Gendong (?).
"Salam kenal, Ronan. Gue Arthur," kata Arthur alias cowok yang alisnya kena serum Kera*ase atau R*dy Hadisuwarno itu.
"Gue Feliciano, veee! Salam kenaaal!" kata seseorang berambut merah kecoklatan sambil meluk boneka kelinci warna pink. Gue jiper liatnya.
"Gue Gilbert," kata cowok gaje albino yang tadi.
"Antonio," kata cowok ganteng yang kata gue ganjen.
"Ludwig," kata cowok yang punya sispek kereen (>.<) dan tipe gue banget (>_<) yang bikin gue ser-seran (ini bahasa mana?).
"Gue bos di sini, Heracles..." kata cowok yang sambil tidur-tiduran dan meluk boneka kelinci warna pink. Ada apa dengan boneka kelinci warna pink?
"Ng... Gue boleh nanya? Kenapa sama boneka kelinci warna pink ya? Apa ini trademark warung?"
"Lu anggota baru gak tau arti boneka kelinci warna pink yang jadi lambang grup kita ini?" tanya Arthur, terus membentangkan poster besar ukuran A0. "Nih! Perhatiin baik-baik poster ini!"
KAMI ADALAH PEMBELA KEBENARAN SEKOLAH "PINKRABBY!"
anggota: Heracles (ketua), Alfred (wakil ketua), Arthur (sekertaris), Antonio (bendahara), Kiku (seksi strategi), Gilbert (seksi keamanan), Feliciano (seksi kesenian), Ludwig (seksi badan), Lovino (anggota), Roderich (anggota), Wang Jia Long (anggota dan agen rahasia), Im Yong Soo (anggota spesial), dan Wang Yao (intelijen)
Kami akan menegakkan kebenaran di sekitar Hetalia Gakuen dan SMP World As One dan mengalahkan musuh kami yaitu Kitty Gallore alias SWAW!
Motto kami berasal dari kata-kata PINKRABBIT yang dijabarkan maksudnya sebagai berikut:
DASADARMA PINK RABBIT *ngalahin pramuka*
P~Patriot dalam membela sekolah
I~Ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan dan gotong royong
N~Nasib apapun akan kami terima
K~Kesatria dalam mengalah meski kami tak mau mengalah
R~Ramah dan menyantuni rakyat miskin
A~Aman dan tidak mengorbankan nyawa di satu pihak
B~Baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung
B~Berani dalam menghadapi lawan
I~Isi dari pertarungan kami semta-mata adalah untuk mengembalikan nama baik sekolah
T~Tapi kami tak mau dibawa ke polres atau polsek!!
Gue sweatdrop baca poster ber-dasadarma itu. Lagian apa tuh orang tawuran pake ada sekertaris, bendahara, seksi kesenian, keamanan, dan seksi badan? Lagian, maskotnya serem banget. Kelinci warna pink? Ih, gak 'cowok' banget. Kalo boneka gore yang berdarah-darah dan gothic kayak kesukaan gue sih mungkin aja bisa, tapi... KELINCI WARNA PINK? OGAH OGAH!! Makin lama kok rasanya gue makin nyesel diajak sama ajakan setan dari Alfred ya?
"Jadi, ayo berangkat ke Lapangan Merah!" teriak Gilbert. Oh iya, perasaan ada anggota lain, tapi kenapa cuma mereka-mereka yang di sini?
"Ke mana anggota yang lain?" bisik gue ke Alfred.
"Biasalah, nungguin di Lapangan Merah. Lu gak pa-pa kan jadi cowok gini? Kata Kiku-senpai, lu boleh ngebuka topeng lu ke para anggota Pinkrabby, tapi tidak untuk musuh"
"Iya, nggak apa-apa kok. Asal kalo gue berdarah lu harus ngurusin semuanya. Di sini ada bendahara, ada asuransi keanggotaan nggak?"
"Ada kok, ditagih tiap minggu seribu," kata Alfred enteng sambil makan burger. "Kita udah ngasuransiin semuanya ke PT. Asuransi Pink Rabbit."
Yee, emangnya uang kas!
"Alfred, Ronan, ayo cepetan!"
"Iyaa!"
**************************
Setelah naek angkot Kampus Dalam, lalu berganti Ciampea, sampailah di tempat asing yang gue gak kenal. Saat ini, gue bener-bener bimbang. Takut dimarahin sama Kak Yeka dan Bang Ivan. Tapi bodo ah, udah kepalang. Di sini gue ketemu anggota lain kayak Yao, Roderich, dan lain-lain. Meski gitu, gue nikmatin peran gue jadi cowok.
"Pondok kosong itu markas kita. Ntar kalo SWAW dateng kita harus udah siap ya," kata Heracles memberi aba-aba.
"Siap! Alfred! Lu, Ronan, sama Jia Long ntar nyerbu dari sisi kanan ya!"
"Siap!" kata gue, Alfred, dan anak yang gue temuin tadi.
Semuanya bersiap di posisi. Gini-gini juga organisasi Pinkrabby (?) tak ingin melibatkan orang sekitar dalam pertarungan. Hebat juga nih Pinkrabby. Untung gue daftar. Jiah, gue mikir apa sih!
"Psst. Musuh dateng!"
"Wah, mereka udah bawa gir, sabuk, dan lain-lain! Jangan mau kalah!"
"Tenang, kami gak akan kalah!"
"Pertamanya, biar Antonio sama Arthur dulu, terus kepung musuh dari sisi yang udah ditentuin!"
"Siap!"
Antonio dan Arthur langsung maju. Para anggota SWAW langsung menyerang mereka berdua. He! SWAW ganteng juga ternyata orang-orangnya.
"Biar sama gue aja," kata orang berambut jabrik langsung ambil kapak. "Rasakan ini!"
"Ayo, Mathias, gue bantu!" kata seseorang berjepit rambut. Hei, hei! Ini bukan kontes banci 'kan? Boneka kelinci warna pink lah, musuh yang berjepit rambut lah, kotak make up punya Kiku-senpai lah....
"Siap, Nick! Ayo!"
Antonio langsung menghindar dengan kecepatan cahaya (lebay), bersalto dengan kerennya, dan langsung menyerang anak paling pendek di situ.
"TINO!" teriak anak paling tinggi di situ sambil meluk Tino.
"Ah, makasih Berwald!"
"Tim kalian cuma segini doang?" tanya orang yang megang senapan.
"Apa kata elo Vash? Nih tim PINKRABBIT!"
"Berikutnya kita nyerbu! Ayo!"
"Ayo!"
Dengan BGM Hitomi No Screen-nya Hey! Say! Jump gue langsung ambil slayer dan nutupin mulut gue pake itu sebagai pelindung. Gue ambil piso yang emang udah ada di tas gue dan langsung ke gerombolan SWAW nyolot itu.
"Anak jaman sekarang masih pake gir?" tanya Alfred. "Sekarang jamannya pistol!"
"Bukan cuma elo yang bisa nembak, geblek!" kata Vash.
Anak berambut keperakan yang kedua terpendek di rombongan itu langsung menyerang Jia Long.
"Gue bantu, Emil!" kata seseorang yang gue kenal... itu.... EDUARD? Emang setahu gue dia ngelanjutin di SWAW, tapi.... gimana kalo ketahuan? Sama musuh pula! Gawaat!!!
"Ronan! Kenapa diem aja!?" teriak Arthur yang pipinya berdarah diserang sama orang berjepit tadi. Gue langsung nyerang orang berjepit itu, sambil berhati-hati supaya ga ketauan. Iya sih gue gak ketauan, tapi... Perut gue berdarah-darah kena bacok.
"Ronan!!!! Belakangmu!"
Pemuda berkacamata dengan seragam SWAW langsung membentangkan sabuknya dan menjadikan cambuk. Samar-samar gue melihat nama 'Thailand' di bet namanya.
"Gue bantu!" kata Kiku-senpai langsung menerjang Thailand. Pertarungan semakin sengit. Beberapa kali gue kena bacokan dari cowok keganjenan pake jepit itu, Eduard, atau sebangsanya. Oke, gue sih gak masalah. Masalahnya... perut ini. Kalo gue uka dan minta bantuan, of course langsung ketahuan kalo gue ini cewek. Hmmm~ Ada beberapa option di dunia ini, misalnya:
1.) Mminta pit (bahasa mana itu?), ke basecamp dan minta orang buat ngobatin.
2.) Tetep bertarung
3.) Kabur dan ke rumah sakit terdekat
4.) Bilang ke seluruh dunia yang ngebunuh Osama Bin Laden itu gue
5.) Menabung untuk rakyat miskin dan mencuri uang RAPBN buat bikin gedung baru DPR
6.) Nebar bunga krisan atau kamboja (bunga kematian) buat Kate Middleton dan Prince William yang mau bulan madu...
Gak tau ah! Gue langsung ambil option pertama, yaitu ke basecamp. Kebetulan, Yao-senpai yang jaga.
"Kenapa elo Ronan, aru?"
"Kena bacok di perut... Ukh!"
"Ntar, gue ambil obat-obatan dulu!"
Gue tiduran di lantai. Sebenernya tiduran di lantai tak baik karena bisa menyebabkan masuk angin, paru-paru basah, gangguan kehamilan dan janin. Tapi bodo. Dari sini gue ngerasa lebih adem dan gue masih bisa liat pertarungan itu.
Antonio muter-muterin sabuk gede berdurinya, dan langsung kena ke Berwald. Berwald ngelawan Antonio sampe lengen baju orang itu robek dan berdarah-darah. Antonio jadi di sini deh.
"Hentikan pertarungan sebentar," kata orang berjepit yang namanya Nicholas. Gue jadi inget Nick Carter. Nama depannya sama.
"Setuju, gue capek dan capek itu gak awesome banget."
"Ve! Lebih baik kita berdamaai~!" kata Feliciano sambil mengibarkan bendera putih. Bendera putih itu mengaku kalah wooi!!!
Weits, ini pertarungan apa-apaan sih? Masa' sampe ada berhenti segala?
***********
--Author POV---
Ayo kita lihat persiapan pertarungan gaje di basecamp-nya SWAW!!!
"Sialan, gue kena bacok," kata Mathias sebal sambil mengambil betadine junior (?) di kotak P3K dan menyetel toltol.com
"Emangnya gue kagak kena? Si anak baru di Pinkrabbit ternyata hebat juga," kata Tino sambil membersihkan luka.
"Kata gue dia bukan cowok deh," timpal Nicholas.
"Moso'?"
"Gue liat auranya beda sama aura cowok. Taruhan dia alien dari planet seberang,"
"Emang di seberang bumi ada planet ya?"
"Mars? Venus?"
"Please deh, jangan ngomongin soal pelajaran kelas 9 di sini. Abdi lieur!"
"By the way.. apa yang bikin mereka sekuat itu ya?"
"Setahu gue mereka punya power dari boneka kelinci warna pink yang selalu mereka jadikan ritual setiam malem Jumat kliwon tanggal 13, lewat tengah malam. Selesai mereka melakukan ritual, mereka naruh power itu di sejenis batu berwarna pink keungu-unguan seperti warna emas, yang mereka jadikan liontin kalung. Tapi anak baru tadi gak punya kalung."
"Yah, seenggaknya gue harus tau rahasianya. Nick~ Ayo dong pake sihir elo!"
"Oke!! Semoga bisa! Ngumpul semuanya di sini! Ini mantra baru gue!"
"Oke," kata mereka dan mulai berkumpul.
"Perekonomian adalah usaha bersama yang dilakukan dengan azas kekeluargaan~~~"
"Itu mantra?"
"Asal lu tau, mantra ini punya keuatan menghipnotis. Udah yuk, mulai persiapan lagi."
"Ok," kata Berwald.
****************
Kembali ke Belarus~Belarus POV
"Aaaargghhh!!!"
"Kenapa, Ronan?"
"Rasanya perut gue sakit banget,"
"Buka aja, sesama cowok ini, aru."
Sesama cowok? Mein Gott. Gue ini cewek dan of course gue gak akan ngelupain asal gue sebagai cewek, "Nggak bisa gitu, aku sendiri aja. Sini obatnya,"
"Emang kenapa?" tanya Wang Jia Long.
"Jangan-jangan..." kata Arthur. Oh tidak!
"Lo cewek?"
Mati gue... tapi masih untung ketahuan sama rekan. Ya udah, udah kepalang gini, "Iya, gue cewek," gue ngelepas topi, slayer, dan kunciran. Jeng-jeng-jeng, jadilah penyamaran Gayus Tambunan yang baru-eh salah gue, Natalia Arlovskaya, anak kelas 7.4 Hetalia Gakuen.
"Iya, emang kenapa. Siniin obat dong!"
"Iya, da ze. Ini obatnya," kata Yong Soo.
"Lu cewek ya? Kenalan dong!"
Ini BT-nya jadi cewek. Pasti ujung-ujungnya diginiin sama anak alay pula. Sebenernya gue harusnya curiga. Unifikasi sekolah yang membuat organisasi nggak jelas, dipaksa jadi cowok... jadilah gini.
"Ntar, gue obatin gue sendiri dulu," kata gue.
"Oke. Ntar kita lanjut battle-an lagi."
Setelah pembagian harta gono-gini (?), akhirnya beres juga, luka gue baikan. Gue segera pake penyamaran gue yang tadi (dibantu Kiku-senpai sang bences salon sih). And THE BATTLE IS ON!!!
********
Dentingan gir, palu, pisau, dan suara tembakan ke mana-mana. Itu pertanda battle sedang dimulai. Untuk sementara tim gue unggul (meski terdesak juga sih), tapi we need more weapon!!!
"Ah.. Terpaksa kita pake THE POWER OF PINKRABBY!"
Gue melongo dengan sukses. Apa maksudnya? Gue liat para anggota langsung melempar kalung bersamaan dan....
Jeng-jeng-jeng! PINK RABBIT BESAR SEKALI KELUAR DAN MENUMPAS MUSUH!
"Ve! Ini boneka kebanggaan kami, vee~"
"Ini boneka dari India, zzz..."
Mau boneka dari India atau Situbondo juga gue gak peduli! Makhluk apa itu? Bukan Paul si Gurita yang jelas! Yah, bodo ah. Peduli juga kagak. Yang bisa gue lakuin cuma ikutan bertarung sama makhluk gak jelas itu.
"Makhluk apa itu?" tanya Emil kaget.
"Itu sejenis power khusus kayak lagu Replakia di Ar Tonelico 2 atau setelah kita mengeluarkan jurus 00 Raiser di Gundam 00 Season 2! Gawaaat!!!"
"Jadi, yang kita bisa lakuin apaan mas?"
"Nyari jurus! Nick! Apa kita punya jurus?"
"Sebentar! Gue punya jurus!"
"Apaan?"
"Ngumpul sini sama gue!"
"Oke!"
Oh, jadi mereka nyari jurus buat ngelawan PINK POWER ini? Emangnya ini game RPG murahan atau kartun yang menipu anak-anak? Ini tawuran bu! Tawuran! Ya udahlah, kita lihat seberapa besar jurus mereka...
"Sim salabim jadi apa prok-prok-prok," Nicholas memberi aba-aba. Nggak terjadi apa-apa.
"Payah lu," kata Arthur langsung nyerang Nicholas.
"Ayo, nyerah aja! Sekolah gue paling mangstab kan? Hetakuen tea~" kata Alfred.
Dengan bantuan PINK POWER (gue namain aja kayak gitu), kelompok SWAW semakin ter-po-jok. Gue udah mau nggorok leher satu orang di situ, yang pake rambut perak...
"Hei-hei! Apa-apaan ini?" tanya bermacam-macam orang dengan memakai seragam cokelat seperti susu cokelat yang bikin gue laper. Untung boneka kelinci gede itu udah hilang.
"Kalian tawuran saat hari pendidikan nasional? Sungguh tidak berbudi dan rasional! Kalian bisa masuk halaman pertama koran tau!"
"'Kan bagus pak," kata Mathias nyolot.
"Udah-udah, kalian semua ikut bapak ke kantor polisi! Untung gak ada korban jiwa! Kalian ini jangan main-main sama nyawa ya!"
Kita semua terdiem. Bukan karena terhanyut pidato pak polisi yang cuma mau nampang, tapi karena kita mau didakwa sebentar lagi dan bernarsis-naris ria di halaman pertama J*r*** B*gor. Dimarahin sama kakak-kakak gue. Dijitak dan dipandangin muka mesum selama sebulan sama guru IPA. Gak dibolehin dengerin lagunya Elvi Sukaesih maupun Elvis Presley. Ah tidaaaaak!!! Itu lebih parah dari 2012 doomsday sekalipun!!!
*****************
Kami disuruh berjanji sama-sama kayak sumpah atlet yang digabung sama sumpah pocong.
"Kami berjanji tidak akan tawuran dan membuat keributan lagi selama di polsek ini," janji gue. Of course gue gak akan tawuran lagi di polsek, tapi begitu udah keluar dari polsek hayu tawuran lagi... lagian polisinya juga gampang dibo'ongin.
Setelah itu, kami ditahan selama 12 jam. Rasanya biasa aja, masih bebas main Blackjack, twitter, atau nyanyi-nyanyi lagu Iwan Fals. Tapi anehnya, di sini kita semua (SWAO, SWAW, dan Hetakuen) malah jadi akur. Apa harus dipenjara dulu ya, supaya bisa akur? Yah, satu-satunya keuntungan gue nyamar... identitas gue gak ketahuan.
**************
Setelah 12 jam nista dibarengi sama cowok-cowok gaje, akhirnya kita dipulangin. Udah malem banget, gue dimarahin gak ya? Ah, bodo. Palingan juga Bang Ivan dan Kak Yeka gak peduli sama gue. Lagian pintu rumah juga gue punya kuncinya.
Gak ada masalah. Kayaknya mereka berdua tidur dengan tenang dan ngelupain gue. Gue buru-buru masuk kamar, dan menemukan boneka kelinci pink yang tadi ada di kamar gue.
"Selamat atas partisipasi anda dalam battle hari ini, ketua PinkRabby~Alfred"wait...
kalo gitu..
GUE YANG CEWEK, DAN BARU MASUK INI LANGSUNG JADI KETUA??? Gimana hari-hari gue setelah ini ya...
THE END
Maaf kalo gaje, saya tak berbakat bikin FF~ tapi FF ini saya bikin berdasarkan cerita teman saya waktu kelas 7 dulu XDDD
Subyek: Themed Fanfic Weekly (?) Contest-OPEN (PERTAMA KALI LOOH!!) 
Mon May 02, 2011 5:08 pm
Calendar
